Proposal Penelitian
ANALISIS
PENGARUH DESAIN TATA LETAK TERHADAP DAYA SAING
PT. INDOMARCO PRISMATAMA DI
MAKASSAR
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat
internasional paham bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun
belakang ini sangat mengesankan. Kelas menengah berkembang pesat, stabilitas
cukup terjaga, dan yang tidak boleh dilupakan Indonesia melompat sebagai Negara
demokrasi dengan dua pemilu presiden yang berlangsung aman.
Pakar
marketing kelas dunia Philip Kotler mengatakan bahwa ada lima Negara yang
termasuk kategori emerging
countries. Empat Negara lain adalah Brazil, Rusia, India dan China
(BRIC). Seharusnya istilah BRIC diganti menjadi BRICI, dengan kata terakhir
merujuk pada Indonesia.
Kabar gembira
tersebut, jelas sangat berpengaruh pada dunia ritel yang juga mengalami
perkembangan yang tak kalah seksi. Bisnis ritel di Indonesia beberapa tahun
terakhir telah menjadi fenomena di Asia, khususnya di antara Negara berkembang.
Indonesia bahkan menempati peringkat tiga pasar ritel terbaik di Asia.
Berdasarkan catatan konsultan manajemen dunia, AT Kearney, yang mengeluarkan
laporan pertumbuhan industry ritel terbaik di sejumlah Negara di dunia,
Indonesia masuk ke dalam Negara dengan ritel yang baik. (http://www.iswarin.com/retail-indonesia/).
Menurut
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), perkembangan ritel dari sisi
gerai komposisinya adalah minimarket 80 persen, supermarket lima persen,
department store (toko serba ada) lima persen, hanya satu persen hipermarket,
dan sembilan persen gerai lain-lain seperti apotek, optik, dan koperasi.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa kota Makassar merupakan pintu gerbang Kawasan Timur
Indonesia yang memiliki prospek bisnis yang menjanjikan termasuk bisnis
minimarket. Sejak perkembangan yang pesat akan bisnis minimarket, kota Makassar
kini dijamuri oleh outlet-outlet minimarket seperti Indomaret, Alfa Mart, Alfa
Midi, Alfa Express, dan minimarket lainnya. Hampir di setiap sudut kota bahkan
gang-gang yang ada di kota Daeng ini terdapat outlet minimarket.
PT.
Indomarco Prismatama sebagai perusahaan yang bisnisnya biasa kita kenal dengan
sebutan Indomaret juga turut andil dalam persaingan bisnis ini. Dengan visinya
“menjadi jaringan ritel yang unggul”, Indomaret berupaya melakukan
terobosan-terobosan guna meningkatkan daya saingnya termasuk memerhatikan
desain tata letaknya.
Tata letak
merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam
jangka panjang bagi PT. Indomarco Prismatama.
Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan
daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya
serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.
Tata letak
yang efektif dapat membantu PT. Indomarco Prismatama mencapai sebuah strategi
yang menunjang diferensiasi, biaya rendah atau respon cepat. Semakin lama, desain tata letak perlu
dipandang sebagai sesuatu yang dinamis.
Hal ini berarti mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan
dan fleksibel.
Hal-hal yang ditunjukkan di atas adalah
hal-hal yang mendasari penulis memilih judul penelitian “Analisis Pengaruh Desain Tata
Letak Terhadap Daya Saing PT. Indomarco
Prismatama Di Makassar”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka
perumusan masalah yang bisa dilahirkan adalah sebagai berikut.
1. Adakah
pengaruh desain tata letak terhadap daya saing PT. Indomarco Prismatama di
Makassar?
2. Seberapa
besar pengaruh desain tata letak terhadap daya saing PT. Indomarco Prismatama
di Makassar?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk
menganalisis pengaruh desain tata letak terhadap daya saing PT. Indomarco
Prismatama di Makassar.
2. Untuk
menganalisis seberapa besar pengaruh desain tata letak terhadap daya saing PT.
Indomarco Prismatama.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut.
1. Secara
Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam
pegembangan strategi desain tata letak pada PT. Indomarco Prismatama di
Makassar.
2. Secara
Praksis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran dan informasi sebagai gambaran yang lebih nyata
khususnya tentang pengaruh desain tata letak terhadap daya saing PT. Indomarco
Prismatama di Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Konsep Tata Letak
Tata Letak (James M.
Apple) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur
fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur.
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan
citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai
sebuah strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
Dalam
semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat
mencapai:
1. Utilisasi
ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran
informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral
karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi
dengan pelanggan yang lebih baik.
5.
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak
tersebar akan perlu diubah).
Semakin
lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini
antara lain mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan
fleksibel. Rak panjangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan
partisi yang modular, dan rak di gudang serta di pabrik (tinggal pasang). Agar
dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat dan masih dalam tingkat
produksi yang memadai, manajer operasi harus memberikan fleksibilitas dalam
desain tata tetak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para
manajer menempatkan pekerja mereka secara bersilang, merawat peralatan, menjaga
investasi tetap rendah, menempatkan Sel kerja secara berdekatan, dan
menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan. Dalam beberapa hal, peralatan
yang menggunakan roda sangat tepat digunakan untuk mengantisipasi perubahan
yang akan terjadi pada produk, proses, atau volume produksi.
2.2 Tipe-Tipe Tata Letak
Keputusan
mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam
pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kancor) atau pusat
pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department store). Sebuah tata
letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di
dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah
dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, ada enam pendekatan tata letak:
1.
Tata letak dengan posisi tetap
Memenuhi
persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti
proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2.
Tata letak yang berorientasi pada proses
Berhubungan
dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut
sebagai “job shop”, atau produksi terputus).
3.
Tata letak kantor
Menempatkan
para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran
informasi.
4.
Tata letak ritel
Menempatkan
rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
5.
Tata letak gudang
Melihat
kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
6.
Tata letak yang berorientasi pada produk
Mencari
utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalasn produksi yang kontinu atau
berulang.
Oleh
karena hanya beberapa dan keenam golongan ini yang dapat dimodelkan secara
matematis, tata letak dan desain dan fasilitas fisik masih merupakan sebuah
seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah. tata letak yang balk
perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1.
Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan, meliputi ban berjalan, cranes, (automated storage and retrieval
system—ASRS), juga kereta oromatis untuk mengirim dan rnenyimpan bahan.
2.
Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan peralatan
diketahui. Pada kasus pekerjaan kantor, manager operasi harus membuat perkiraan
persyaratan ruang untuk setiap karyawan.
3.
Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tataletak sering membutuhkan
keputusan mengenai jendela, tanaman dan tinggi partisi untuk menfasilitasi
aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi dan sebagainya.
4.
Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perisaha.dan harus
dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan
keputusan tentang jarak, juga keputusan akankah dibuat kantor pada ruangan
terbuka menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi
keleluasaan pribadi.
5.
Biaya perpindahan antar-wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak
pertimbangan untuk yang erkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan
eberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh,
memindahkan leburan baja akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan baja
dalam keadaan dingin.
2.3 Tentang PT. Indomarco Prismatama
Berawal
dari pemikiran untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pokok sehari-hari
karyawan, maka pada tahun 1988 didirikanlah sebuah gerai yang diberi nama
Indomaret. Sejalan pengembangan operasional toko, perusahaan tertarik untuk
lebih mendalami dan memahami berbagai kebutuhan dan perilaku konsumen dalam
berbelanja. Guna mengakomodasi tujuan tersebut, beberapa orang karyawan
ditugaskan untuk mengamati dan meneliti perilaku belanja masyarakat. Kesimpulan
yang didapat adalah bahwa masyarakat cenderung memilih belanja di gerai modern
berdasarkan alasan kelengkapan pilihan produk yang berkualitas, harga yang
pasti dan bersaing, serta suasana yang nyaman.
Berbekal
pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan pengoperasian toko dan
pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern, maka terbit keinginan
luhur untuk mengabdi lebih jauh bagi nusa dan bangsa. Niat ini diwujudkan
dengan mendirikan Indomaret, dengan badan hukum PT. Indomarco Prismatama yang
memiliki visi “menjadi jaringan ritel yang unggul” serta moto “mudah dan
hemat”.
Seiring
dengan perjalanan waktu dan kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di
berbagai kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata dan apartemen. Dalam hal
ini terjadilah proses pembelajaran untuk pengoperasian suatu jaringan retail
yang berskala besar, lengkap dengan berbagai pengalaman yang kompleks dan
bervariasi.
Setelah
menguasai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam
skala besar, Manajemen berkomitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai sebuah
aset nasional. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa seluruh pemikiran
dan pengoperasian Perusahaan ditangani sepenuhnya oleh putra putri Indonesia.
Sebagai aset nasional, Indomaret ingin berbagi kepada masyarakat Indonesia
melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing dalam persaingan global. Oleh
karena itu, visi perusahaan kemudian berkembang “menjadi aset nasional dalam
bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global”.
Konsep
bisnis waralaba Indomaret adalah yang pertama dan merupakan pelopor di bidang
minimarket di Indonesia. Sambutan masyarakat ternyata sangat positif, terbukti
dengan peningkatan jumlah Terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Konsep
bisnis waralaba Perusahaan juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang
diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”.
Penghargaan semacam ini adalah yang pertama kali diberikan kepada perusahaan
minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya.
Saat
ini Indomaret berkembang sangat pesat dengan jumlah gerai mencapai lebih dari
7.602 di wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatra dan Sulawesi, terdiri dari 40%
gerai milik terwaralaba dan 60% gerai milik Perusahaan. Sebagian besar pasokan
barang dagangan untuk seluruh gerai berasal dari 17 pusat distribusi Indomaret
yang menyediakan lebih dari 4.800 jenis produk. (indomaret.co.id/profil-perusahaan/)
2.4 Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah
dan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh desain tata letak terhadap daya saing
PT. Indomarco Prismatama di Makassar.
2. Desain tata letak sangat berpengaruh terhadap daya saing
PT. Indomarco Prismatama di Makassar.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode survey untuk
mendapatkan dalam tujuan deskriptif, membantu dalam membandingkan
kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan
juga dalam pelaksanaan evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis pengaruh desain tata letak
terhadap daya saing PT. Indomarco Prismatama di Makassar.
3.2 Populasi, Sampel dan Metode
Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengelola
outlet Indomaret di seluruh wilayah di kota Makassar selama penelitian
berlangsung.
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah pengelola
dari masing-masing unit yang dimiliki oleh populasi tersebut. Oleh karena itu
sampel dalam penelitian ini diperoleh sejak proses pengumpulan data
dilaksanakan. Selama kurun waktu tersebut berkunjung ke seluruh outlet
Indomaret di Makassar untuk menganalisis desain
tata letak yang ada.
3.2.3 Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah sampel
propossive yaitu pimpinan outlet Indomaret di setiap outlet yang ada masing-masing
sebanyak 10 orang.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penyebaran Angket/Kuisioner
Metode ini ditempuh guna
mendapatkan data yang akurat dan obyektif terhadap permasalahan yang diteliti,
didapat dari responden. Angket/kuisioner yang diberikan untuk mengetahui sejauh
mana desain tata letak berpengaruh terhadap daya saing perusahaan tersebut.
2. Wawancara
Kecenderungan penulis
menggunakan teknik ini disebabkan oleh data yang diperoleh dari sejumlah
informasi dalam memperoleh data serta bermanfaat guna mewujudkan validitas
secara keseluruhan, yang dapat ditempuh dengan cara membandingkan data dari
responden dengan informan.
3. Telaah Dokumen
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data sekunder yang diperoleh dari dokumen dan sumber-sumber data sekunder lainnya
yang dapat mnendukung data-data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan
wawancara.
3.4 Metode Analisis
Berdasarkan tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini, maka data dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis secara deskriptif mengenai pengaruh tata letak
terhadap daya saing PT. Indomarco Prismatama di Makassar.
2. Metode analisis regresi berganda dengan rumus: (Sudjana,
1999:47)
Y = b0 + b1X1 + b2X2
+ b3X3 + b4X4 + b5X5
+ b6X6 +ei
Dimana:
Y = Daya Saing
X1 = Tata
letak dengan posisi tetap
X2 = Tata
letak yang berorientasi pada proses.
X3 = Tata Letak Kantor
X4 = Tata Letak Ritel
X5 = Tata Letak Gudang
X6 = Tata Letak yang Berorientasi
pada Produk
b1,b2,b3,
b4, b5, =
Koefisien Regresi (Parameter)
b0 = Konstanta (Intercept)
ei = Faktor Kesalahan
Selanjutnya untuk menentukan
pengaruh dan tingkat signifikan digunakan a =
0.05 atau 5% dapat diuji dengan menggunakan uji-F dan uji-t melalui program
SPSS.
3.5 Definisi Operasional Variabel
dan Indikator
Definisi operasional
digunakan agar tidak menimbulkan penafsiran ganda yaitu dengan memberikan
batasan terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Daya Saing adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
dan mengembangkan usahanya dari persaingan eksternal (pesaing usaha) baik dari
segi produksi, keuangan, maupun kemampuan memikat pelanggan.
- Tata letak dengan posisi tetap adalah tata letak dimana terdapat proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut.
- Tata letak yang berorientasi pada proses adalah sebuah tata letak yang berkaitan dengan proses produksi dengan volume rendah dan variasi tinggi.
- Tata letak kantor adalah tata letak dimana terjadi pengelompokan pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor untuk menyajikan kenyamanan, keamanan, dan perpindahan informasi.
- Tata letak ritel adalah sebuah pendekatan tata letak yang berkaitan dengan aliran, pegalokasian ruang, dan merespon pada perilaku pelanggan.
- Tata letak gudang adalah sebuah desain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencari paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan.
- Tata letak yang berorientasi pada produk adalah tata letak yang disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah.
0 comments:
Posting Komentar