kutetapkan arah mata beningku
menatap gerombolan pasang mata
yang sibuk menderu-dera
sesekali kuarahkan satu mataku
ke pusat kebisingan itu
yang menggema tanpa henti
bak sebuah wadah yang teruah air
aku pusing melihat dan mendengar
segala apa yang termaktub di hadapanku
lalu, kupandang dengan agak lama
dengan sedikit mencongakkan kepalaku
kupandangi lampu berkerlap-kerlip
agak lama memang
dan aku mulai jenuh
suara bising itu tetap berdendang
kututup saja mataku
memfokuskan satu berkas cahya
yang mungkin begitu konyol bagi mereka
tapi, itu yang membuatku tenang
0 comments:
Posting Komentar