Label

Senin, 04 Juni 2012

story nda jelas

malam ini seperti ingin menerkamku bulat-bulat dengan segala cekam yang membiusku. hanya lentera yang sedianya jadi penghangatku malam ini. aku kedinginan. oleh semua bayang-bayang yang telah terjadi sepanjang siang hingga sore tadi. aku tak pernah membuat janji untuk bertemu dengannya hari ini. aku hanya berencana menikmati bisu dalam penjara kecil di rumahku. ternyata rencanaku digagalkan oleh sebuah pesan singkat darinya. ia memintaku untuk menemaninya menghabiskan siang beserta hidangan makanan di restoran barat yang selalu saja ramai. aku tak bisa menolak, karena tak punya banyak alasan untuk melakukan penolakan. ku terima permintaannya. pemelasannya.

pukul 13.00. ya. waktu yang tepat memang untuk menghabiskan hidangan makan siang. bersama dia tepat di depanku. dua potong burger dan segelas coke float ku rasa cukup. di memesan menu yang sama, namun dengan satu burger saja. aku makan, dia juga. aku sesekali menatap rona wajahnya, dia juga. suapan terakhir burger di tanganya, dia memulai percakapan.
   "kamu tahu apa maksudku mengajakmu ke tempat ini?"
   "menemanimu makan siang, kan?"
   "bukan hanya itu. aku ingin membicarakan sesuatu."
   "apa itu?"
   "aku telah mengenalmu lama. maaf saja bila dengan frontal aku menyukai caramu memandangku, dan aku senang bisa memandangmu. aku ingin berlabuh di dermaga hatimu. ku pikir, bahu mu cukup kuat untuk menyandarkan kepalaku, lebih dekat dengan hatimu. aku sangat ingin mengukir kenangan bersamamu."

aku terkesima mendengar untaian kata-katanya yang frontal, seperti sosok wanita yang ku kenal memang. namun, hatiku tak pernah menuliskan namanya. dengan datar aku membalas serangan kata-katanya tadi.
   "aku pun cukup senang bisa memandangmu, terkhusus senyummu. aku pun telah mengenalmu cukup lama. fisik ku mungkin menyukai dirimu, tapi coba kau tanyakan sekali lagi hal tadi pada hati ku ini. maaf, ia menolak persinggahan kapal hatimu di dermaganya. aku tak bisa."

tiba-tiba hening. aku mencoba mengeluarkan kata, namun ia lebih dahulu berucap.
   "tak apa. aku masih cukup kuat untuk berlayar dan menunggu dermagamu siap menyandarkan kapalku. mencintaimu adalah sebuah anomali yang menyenangkan dalam hidupku."
   "terima kasih. semoga saja Tuhan memberikan yang terbaik buat cintamu, juga aku."
   "ya, aku percaya itu. sekarang, pergilah. :)"
   "baiklah. senang bisa mendengar kejujuranmu hari ini. :)"

aku beranjak dari tempat duduk restoran itu menuju parkiran kendaraanku. di perjalanan menuju rumahku, pesan singkat ku terima kembali. dari dia.
   terimakasih. aku mencintaimu. dan itu cukup bagiku.
aku tak membalas pesan singkat itu. aku lanjutkan pemulangan diriku menuju rumah. 

0 comments:

Posting Komentar