Lihatlah dirinya…
Berdiri di atas pedang-pedang tajam
Yang siap untuk menyayat kulit suramnya
Yang siap mencincang daging-daging segarnya
Berdiri di atas pedang-pedang tajam
Yang siap untuk menyayat kulit suramnya
Yang siap mencincang daging-daging segarnya
Terkadang …
Dirinya tersungkur setengah nyawa
Menjerit kesakitan tak mampu menahan luka
Lalu diam agak lama
Tapi …
Entah mengapa ia tak mati saja ?
Itu mungkin lebih baik
Daripada menjadi tubuh yang tak berarti
Orang-orang bertanya padaku
Siapa sih dia?
Mengapa sengsara sekali
Aku hanya diam mendengarnya
Kau mau tahu siapa dia ?
Dia bernama Indonesia
Kawan lamaku
Yang selalu saja tersiksa
Aku kasihan padanya?
Tidak juga
Aku malu menjadi kawannya?
Mungkin, tapi entahlah
Aku ingin membantunya
Tapi, aku tak ada daya
Aku hanya seorang penonton
Aku harus akui itu
Aku hanya bisa melihatnya menderita
Karena aku juga menderita
Aku hanya bisa terdiam
Karena aku juga bisu
0 comments:
Posting Komentar