RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN UNTUK ASET TUNGGAL
1. Mendefinisikan Risiko Investasi
Menurut Brigham dan Houston (2001,
p230), risiko didefinisikan sebagai bahaya, petaka, kemungkinan mengalami
kerugian atau kerusakan. Jadi, risiko mengacu pada kemungkinan terjadinya
peristiwa yang tidak menguntungkan. Jika anda membeli saham spekulatif (atau
bahkan setiap jenis saham), Anda mengambil risiko menderita rugi dengan harapan
mendapat untung yang setimpal. Berikut adalah petikannya : Risk is refers to
the chance that some unfavorable event will occur ( a hazard, a peril, exposure
to loss or injury ) . If you invest in speculative stocks (or really, any
stock), you are taking a risk in the hope of making an appreciable return.
Definisi Risiko pada umumnya
selalu berkonotasi buruk atau negatif. Tetapi menurut Damodaran (2001,
p150), risiko tidak selalu dapat dikaitkan dengan sesuatu yang buruk. Dalam
bidang keuangan, risiko memiliki arti yang berbeda dan lebih luas. Risiko lebih
berkaitan dengan .kemungkinan untuk mendapatkan imbalan (return) yang tidak
sesuai dengan apa yang investor harapkan.. Ketika Anda mendapatkan imbal hasil
yang lebih kecil dari yang diharapkan, atau sebaliknya, ketika Anda mendapatkan
imbal hasil yang lebih besar dari yang diharapkan, maka itulah yang dinamakan
Risiko. Berikut petikannya: .In finance, our definition of risk is
both different and broader. Risk, as we see it, refers to the likelihood that
we will receive a return on an investment that is different from the return we
expected to make. Thus, Risk includes the bad outcomes, that is, returns are
lower than expected, but also good outcomes, that is, returns that are higher
than expected..
not
only
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa risiko merupakan gabungan
dari .bahaya. dan .peluang. dimana dalam bidang keuangan, kata bahaya diartikan
sebagai risiko sedangkan peluang diartikan sebagai imbal hasil. Berikut adalah
petikannya : .Risk is a mix of danger, and opportunity. In financial terms, we
term the danger to be .Risk. and the opportunity to be .Expected Return.. So,
in any investment, we will convert the danger into opportunity ..
Dengan
demikian, dapat dikatakan secara garis besar bahwa Risiko investasi terkait
dengan kemungkinan mendapatkan tingkat imbal hasil yang tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan . semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan, semakin
besar pula risiko yang harus ditanggung.
2.
Tingkat Imbal Hasil (Rate of Return)
Tingkat imbal hasil biasanya dihitung setiap periode
waktu tertentu yaitu setahun sekali. Berikut ini merupakan rumus matematik-nya
(Chandra, 2003, p213) :
Rate of Return =
Pada saham, Annual Income (Penerimaan Rutin) biasanya
berupa penerimaan pembagian dividen. Ending Price menunjukkan harga indeks
terakhir, sedangkan Beginning Price menunjukkan harga indeks awal. Current
Yield merupakan proporsi penghasilan saham yang berasal dari penerimaan dividen
tahunan relatif terhadap harga indeks awalnya. Sedangkan, Capital Gain adalah
keuntungan yang diperoleh pemegang saham/ivestor apabila harga jual saham
melebihi harga belinya. Kebalikan dari Capital Gain adalah Capital Loss,
kerugian akibat harga beli saham lebih tinggi disbanding harga saham ketika
dijual. Misalnya, seorang investor membeli saham A seharga Rp. 5.050, dan dua
hari kemudian investor tersebut menjual saham A seharga Rp. 5.100 per
lembarnya. Berarti investor tersebut, telah mendapat keuntungan (Capital Gain)
50 rupiah tiap lembar saham. Sebaliknya, jika saham tersebut hanya terjual
seharga Rp. 5.000, berarti investor tersebut menderita kerugian (Capital Loss)
50 Rupiah tiap lembar saham. (Sulistyastuti, 2002, p4)
3.
Distribusi Probabilitas (Probability Distribution)
Probabilitas suatu peristiwa didefinisikan sebagai
kemungkinan terjadinya peristiwa itu. .Probability is the chance that the event
will occur.. Jika kita membuat daftar setiap peristiwa yang mungkin terjadi dan
memberikan probabilitas kepada masing-masing peristiwa, maka daftar itu disebut
distribusi probabilitas. (Brigham dan Houston, 2001, p231). Probabilitas
dapat digunakan untuk menghitung hasil (pengembalian) yang mungkin akan
diperoleh dari investasi. Misalnya, jika Anda memperkirakan peluang naiknya
harga saham A sampai sesi penutupan bursa dalah 4:1. Berarti, terdapat 80%
kemungkinan harga saham A akan naik dan sisanya, 20%, menandakan kemungkinan
harga saham tidak akan naik. Perkiraan Anda dapat dibuat distribusi
probabilitas-nya, seperti berikut:
Peristiwa (Outcome)
Probabilitas (Probability) 0.80
|
|
Harga Saham akan naik
|
0.20
|
|
4. Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate
of Return)
Jika Anda
mengalikan setiap peristiwa (outcome) dengan probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut, lalu kemudian Anda jumlahkan hasil perkalian tersebut, maka Anda akan
memperoleh hasil rata-rata tertimbang. Hasil rata-rata tertimbang
itulah disebut juga sebagai
tingkat pengembalian yang diharapkan. .expected rate of return is the weighted
average of all possible returns multiplied by their respective probabilities..
Rumus matematik nya adalah:
E ( R ) =
P 1 R 1 +
P 2 2 R
+ . + P n R
n
E ( R ) =
Σ P i R i
Keterangan : P =
Probabilitas ke - i yang mungkin terjadi
i
R i = Outcome ke . i yang
mungkin terjadi
E ( R ) = Rata-rata
tertimbang dari outcome sama dengan probabilitas terjadinya.
5. Standar Deviasi (Standard Deviation of
Return)
Risiko mengacu kepada penyimpangan
dari suatu variabel. Standar deviasi , σ adalah ukuran statistik mengenai
variabilitas/penyimpangan dari serangkaian hasil observasi. Varians , σ 2 ,
adalah standar deviasi pangkat dua. Standar deviasi dan varians digunakan untuk
menghitung risiko saham. Makin kecil standar deviasi, makin rapat distribusi
probabilitas, maka makin kecil risiko saham. Berikut merupakan rumus
matematiknya :
σ 2 = Σ P
( R i - E ( R )) 2
i σ = 2σ
6. Risiko dan Tingkat
Pengembalian Portofolio
Bagi para
investor yang berinvestasi dalam bentuk portofolio, maka pada umumnya, mereka
tidak terlalu mementingkan risiko dan imbal hasil dari setiap saham yang
dimilikinya, tetapi lebih mementingkan atau lebih memfokuskan kepada seberapa
besar risiko dan imbal hasil dari portofolio nya.
6.1 Diversifikasi dan Risiko Portofolio
Portofolio atau portepel adalah
kumpulan dari beberapa jenis sekuritas investasi. Misalnya, jika Anda memiliki
beberapa saham Unilever, dan Bank Mandiri, maka Anda memiliki portofolio yang
terdiri dari 2 saham. Karena lebih aman, maka pada umumnya saham dimiliki dalam
portofolio.
Diversifikasi
dapat diartikan dengan penyebaran risiko . membagi-bagikan risiko ke dalam
portofolio. Sangatlah penting, untuk memahami, bahwa : 1. Diversifikasi hanya
membantu untuk .mengurangi. risiko bukan menghilangkan risiko.
2. Makin kecil
koefisien korelasi, makin rendah risiko. Jika koefisien korelasi < -1,0 maka
risiko dapat dikurangi melalui diversifikasi. Jika koefisien korelasi > +1,0
maka diversifikasi tidak mengurangi risiko sama sekali.
3. Risiko
Portofolio dapat berkurang dengan bertambahnya jumlah jenis saham di dalam
portofolio tersebut.
6.2 Jenis-jenis Risiko Investasi
Dyah Ratih Sulistyastuti menyatakan bahwa risiko investasi saham terdiri dari risiko
tidak sistematik (unsystematic risk) dan risiko sistematik (systematic risk).
Total Risk = Unique Risk + Market Risk
1. Risiko tidak
sistematik disebut juga Risiko Perusahaan (Unique, Diversifiable, or
Firm-Specific Risk), adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi siklus bisnis
dari industri tertentu, seperti risiko gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran
yang gagal, dan lain-lain. Risiko tidak sistematik dijelaskan dengan 1 . R
Square. 2. Risiko sistematik terkait dengan kondisi pasar maka disebut juga
Risiko Pasar (Market Risk / Nondiversifiable Risk). Risiko Pasar berasal dari
faktor-faktor yang secara sistematik mempengaruhi perusahaan, seperti perang,
inflasi, resesi, dan suku bunga yang tinggi. Risiko sistematik dijelaskan
dengan R Square. (Sulistyastuti, 2002, p10-11)
Perlu dicermati, bahwa Risiko
Perusahaan dapat dihapus melalui diversifikasi, dan sebagian besar investor
melakukannya, baik secara langsung atau dengan membeli beberapa saham
(portofolio). Dengan demikian, yang masih tetap ada adalah risiko pasar. Hanya
risiko pasarlah yang merupakan risiko relevan bagi investor yang rasional dan
bagi investor yang telah melakukan diversifikasi dengan baik.
6.3 Konsep Risiko Pasar (Market Risk) – Beta
Suad Husnan, mengemukakan bahwa .kalau kita ingin mengetahui sumbangan
suatu saham terhadap risiko suatu portofolio yang didiversifikasikan secara
baik, kita haruslah tidak melihat seberapa risiko saham tersebut apabila
dimiliki secara terpisah, tetapi kita harus mengukur risiko pasarnya dan ini
membawa kita untuk mengukur kepekaan saham tersebut terhadap perubahan pasar..
Kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan-perubahan pasar inilah yang
disebut sebagai Beta. Dengan menggunakan beta, kita dapat memprediksikan
tingkat sensitivitas imbal hasil saham. ( Husnan, 2001, p166).
Patokan untuk memahami Beta adalah sebagai berikut: ! b =
0,5 : Risiko saham adalah setengah dari rata-rata saham.
! b = 1,0 :
Risiko Saham sama dengan rata-rata saham.
! b = 2,0 :
Risiko Saham dua kali dari rata-rata saham. Misalnya, saham A mempunyai beta =
1,0 , berarti pada umumnya, jika harga pasar saham naik 10%, maka harga saham A
juga naik 10%, begitu juga halnya jika yang terjadi adalah penurunan.
Portofolio dengan b = 1,0 akan naik/turun selaras dengan naik turunnya
rata-rata harga pasar saham. (Brigham dan Weston, 1990, p138)
0 comments:
Posting Komentar