LAPORAN KEUANGAN
BISNIS
PENDAHULUAN
Perusahaan, kreditur dan
investor semuanya melakukan analisis keuangan. Tipe analisisnya beragam sesuai
dengan kepentingan pihak-pihak yang terlibat. Kreditur barang dagangan (pemasok
pinjaman uang untuk barang dan jasa) terutama tertarik dengan likuiditas
perusahaan. Kredit jangka pendek dan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya
dengan cepat merupakan pertimbangan terbaik dari analisis likuiditas
perusahaan.
Sebaliknya hutang obligasi
adalah hutang jangka panjang. Jadi investor yang membeli obligasi Iebih
tertarik untuk menganalisis kemampuan aliran kas perusahaan untuk melunasi
hutang selama periode waktu yang panjang (yang lama). Investor mungkin
mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut dengan analisis struktur modal
perusahaan, sumber dan penggunaan dana, profitabilitas perusahaan sepanjang
waktu, dan proyeksi probabilitas dimasa yang akan datang.
Investor saham biasa,
perusahaan Iebih memperhatikan stabilitas penghasilan sekarang dan penghasilan
yang diharapkan. OIeh karena itu, investor biasanya lebih memusatkan
perhatiannya pada analisis profitabilitas perusahaan. Mereka juga memperhatikan
kondisi keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen dan terhindar dari kebangkrutan.
LAPORAN
KEUANGAN
Analisis keuangan
berhubungan dengan penggunaan berbagai laporan keuangan yang menunjukkan
beberapa hal. Pertama, neraca meringkaskan aset, utang dan modal sendiri
perusahaan pada waktu tertentu (biasanya akhir tahun). Kedua, laporan laba-rugi
meringkaskan penghasilan dan biaya-biaya perusahaan selama periode waktu
tertentu (biasanya satu tahun).
Neraca menunjukkan
gambaran dan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Dan kedua laporan
tersebut (dengan tambahan sedikit informasi) dapat dibuat laporan turunan
tertentu seperti laporan laba yang ditahan, laporan penggunaan dana dan laporan
aliran kas.
INFORMASI
NERACA
Aktiva ditulis berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya. Kas adalah aktiva
yang paling likuid sehingga ditulis paling atas. Ada beberapa perusahaan yang
mencatat surat berharga yang diperdagangkan (Marketable Securities) tersendiri
dan diletakkan di bawah rekening kas pada neracanya. Ada pula yang memasukkan
surat berharga tersebut menjadi satu dengan kas menjadi rekening kas dan yang
disamakan dengan kas. Kemudian di bawahnya rekening piutang dagang, yang
biasanya memiliki tenggang waktu satu atau dua bulan sebelum dilunasi menjadi
uang kas. Setelah itu rekening persediaan yang merupakan produk dari suatu
produksi. Produk tersebut harus dijual Iebih dahulu untuk menjadi piutang
dagang baru setelah dilunasi menjadi uang kas. Aktiva tetap, investasi jangka
panjang, dan aktiva jangka panjang lainnya adalah paling tidak likuid sehingga
ditulis paling bawah dari seluruh aktiva.
Semua hutang lancar adalah hutang jangka pendek, waktu kurang dari satu
tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Kekayaan para pemegang saham akan dibayar melalui dividen kas regular dan
mungkin dividen likuidasi final.
Laba yang ditahan adalah
bukan tumpukan kas (atau aktiva lainnya) tetapi hanya suatu catatan akuntansi
yang digunakan untuk menunjukkan sumber pembelanjaan dari aset perusahaan.
Berikut adalah sebuah
contoh neraca secara umum (PT. Maju Bersama, Neraca per 31 Desember 20XX) :
PT.
MAJU BERSAMA
NERACA
31
DESEMBER 2OXX
AKTIVA
LANCAR
|
|
UTANG
LANCAR
|
|
Kas
|
500.000
|
Utang Lancar
|
100.000
|
Efek
|
100.000
|
Utang Dagang
|
50.000
|
Piutang Dagang
|
300.000
|
Utang Wesel
|
50.000
|
Persediaan
|
800.000
|
Utang Pajak
|
150.000
|
Total Aktiva Lancar
|
1.700.000
|
|
350.000
|
|
|
|
|
AKTIVA
TETAP
|
|
UTANG
JANGKA PANJANG
|
|
|
|
Hipotik
|
500.000
|
Tanah
|
1.500.000
|
Obligasi
|
500.000
|
Peralatan
|
1.000.000
|
Total Utang Jangka Panjang
|
1.000.000
|
Penyusutan peralatan
|
- 500.000
|
|
|
Total Aktiva Tetap
|
2.000.000
|
MODAL
|
|
|
|
Modal sendiri
|
500.000
|
|
|
Modal saham
|
500.000
|
|
|
Agio saham
|
350.000
|
|
|
Laba ditahan
|
1.000.000
|
|
|
Total Modal
|
2.350.000
|
|
|
|
|
TOTAL
AKTIVA
|
Rp.3.700.000
|
TOTAL
PASIVA
|
Rp.3.700.000
|
INFORMASI
LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba-rugi
menunjukkan penghasilan, biaya dan laba bersih untuk dua tahun seperti pada
neraca. Harga pokok penjualan (Cost Of Good Sold/COGS) menunjukan biaya produk
yang diproduksi secara nyata dan dijual selama periode tersebut. termasuk
disini adalah biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja yang berkaitan dengan
produksi, dan biaya overhead pabrik. Biaya penjualan, umum dan administrasi
seperti juga biaya bunga ditunjukkan secara terpisah dari harga pokok
penjualan, karena biaya tersebut dipandang sebagai biaya-biaya periode dari
biaya-biaya produk.
Adapun Informasi Laporan
Laba-Rugi PT.Maju Bersama adalah sebagai berikut:
PT.
MAJU BERSAMA
LAPORAN
LABA-RUGI
31
DESEMSER 2OXX
Penjualan Rp.3.000.000
Harga Pokok (Rp.500.000)
Laba Kotor Rp.2.500.000
Biaya
Administrasi (Rp.500.000)
Laba
Operasi Rp.2.000.000
Biaya
Bunga (Rp.500.000)
Laba
Sebelum Pajak Rp.1.500.000
Pajak
(10%) (Rp.150.000)
Laba
Bersih Rp.1.350.000
Dividen
Rp.(800.000)
Laba
Ditahan Rp.550.000
KERANGKA KERJA ANALISIS
Beberapa pendekatan yang berbeda digunakan dalam analisis perusahaan. Para
pakar analisis memiliki prosedur yang disenangi berasal dari beberapa generalisasi perusahaan yang
dianalisis.
Berapa banyak dana yang
dibutuhkan diwaktu yang akan datang dan apa sifat dasar dari kebutuhan
tersebut? alat-alat analisis yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain laporan sumber dan penggunaan dana,
laporan aliran kas dan anggaran kas.
Keahlian para analis
menggunaan rasio keuangan menyerupai keahlian dokter menggunakan hasil tes
laboratunium. Sebagai kombinasi dan waktunya yang Iama data ini menawarkan
wawasan yang berharga tentang kesehatan suatu perusahaan seperti kondisi
keuangan dan profitabilitas perusahaan. Memenuhi bagian pertama dari tiga
faktor yang ada adalah analisis risiko bisnis perusahaan. Risiko bisnis
berhubungan dengan risiko yang melekat dalam operasi perusahaan.
Beberapa perusahaan ada dalam
jalur bisnis yang mudah berubah dari kemungkinan beroperasi dekat dengan titik
“break even”-nya. Perusahaan lain ada dalam jalur bisnis yang stabil dan
beroperasi jauh di atas “break even”-nya. Perusahaan lain ada dalam jalur
bisnis yang stabil dan beroperasi jauh diatas “break even”-nya.
Perusahaan lain ada dalam
jalur bisnis yang stabil dan beroperasi jauh di atas titik “break even”-nya
perusahaan lain ada dalam jalur bisnis yang stabildan beroperasi jauh diatas
“break even”-nya. Peralatan mesin perusahaan mungkin termasuk dalam kategori
pertama sedangkan kegunaan elektronik yang menghasilkan kemungkinan jatuh pada
kategori terakhir. Para penganalisis perlu untuk memperkirakan tingkat
risiko bisnis dari perusahaan yang dianalisis.
Ketiga faktor tersebut harus digunakan dalam menentukan kebutuhan keuangan
perusahaan. Selanjutnya faktor tersebut harus digunakan secara gabungan.
Semakin besar dana yang dibutuhkan berarti semakin besar total pembelanjaan
yang akan diperlukan. Sifat kebutuhan dana mempengaruhi tipe pembelanjaan yang
harus digunakan. Apabila ada komponen bisnis musiman, maka harus dipenuhi
dengan pembelanjaan jangka pendek. Tingkat rasio bisnis perusahaan juga sangat
mempengaruhi tipe pembelanjaan yang harus digunakan.
Semakin besar risiko bisnis berarti kecil keinginan untuk memenuhi dengan
pembelanjaan hutang, biasanya cenderung dipenuhi dengan pembelanjaan saham
biasa. Dengan kata lain, pembelanjaan (modal) sendiri lebih aman dari
pembelanjaan hutang yang harus membayar bunga dan pokok pinjaman.
Perusahaan yang memiliki resiko bisnis tinggi, umumnya keliru mengambil
resiko keuangan yang telah dipertimbangkan dengan baik. Kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan juga mempengaruhi tipe likuiditas perusahaan, semakin kuat
kondisi keuangan perusahaan berarti
semakin berisiko pula tipe pembelanjaan yang akan digunakan. ltulah sebabnya
pembelanjaan hutang menjadi lebih menarik dengan pertumbuhan dalam likuiditas, kondisi
keuangan dan profitabilitas.
Perusahaan memperkirakan kebutuhannya adalah 1 miliar rupiah dan dipenuhi
dengan pembelanjaan jangka pendek, tetapi pemasok mungkin tidak setuju dengan
jumlah uang dan tipe pembelanjaan yang diminta oleh manajemen perusahaan.
Pada akhirnya, perusahaan harus berkompromi dengan pemasok modal untuk
kesepakatan yang sesuai dengan realita pasar. lnteraksi perusahaan dengan
pemasok modal menentukan jumlah, waktu dan harga pembelanjaan. Negosiasi
tersebut sering tidak terlalu jauh berubah dari tipe tawarannya, meskipun
biasanya dari tingkat decibel yang lebih rendah. Disetiap kejadian, fakta bahwa
perusahaan harus bernegosiasi dengan pemasok modal dari luar, dilayani seperti
suatu mekanisme umpan balik pada faktor lainnya dalam gambar.
0 comments:
Posting Komentar